Festival Egek Suku Moi akan Dipusatkan di Malaumkarta Kabupaten Sorong

Sosial Budaya218 Dilihat

Sorong(Oikonews)-Festival Egek I Suku Moi Sorong akan diadakan di Malaumkarta dan empat kampung lainnya di Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya pada 5-8 Juni 2023. Egek sama istilah dengan “sasi”.

Konsep dasar egek di Suku Moi adalah mengatur jarak panen dengan batas waktu tertentu. Egek dilakukan oleh Suku Moi merupakan zona pemanfaatan terbatas misalnya Hutan : Dusun Sagu, Kolam Ikan, Kebun, Taman burung, Hutan Damar dan lainnya .

Kemudian di laut , egek kawasan dan egek terhadap berbagai jenis kehidupan laut seperti udang Lobster, Teripang, Siput Lola, Penyu, Dugong, karang Laut dan lamun laut atau juga egek kawasan. Kemudian egek terhadap alat tangkap, misalnya egek terhadap alat tangkap yang tidak ramah lingkungan.

Salah satu lokasi festival Ègek Suku Moi.Foto: Yosep
Salah satu lokasi festival Ègek Suku Moi.Foto: Yosep

Ketua Panitia Festival Egek I Suku Moi Sorong Provinsi Papua Barat Daya , Torry Kalami menjelaskan, tujuan festival ini sebagai pembelajaran atau edukasi terhadap lingkungan (budaya-hutan dan laut), edukasi tentang pengembangan sains tradisional suku Moi –sains tradisional Papua, mempromosikan konsep dan praktek masyarakat adat, terutama konsep tata ruang dan konsep pembagian zona.

Tujuan lainnya adalah mengeksplorasi budaya dan pengetahuan tradisional suku Moi sehingga menjadi daya tarik wisata untuk peningkatan ekomoni masyarakat secara mandiri berkelanjutan.

“ Pada momen ini kita juga ingin mempromosikan, mengedukasi pengetahuan lokal masyarakat adat terhadap sistem pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan,”jelas Torry Kalami.

Dia menyebutkan bahwa festival Egek juga bisa menjadi pemicu baru bagi peneliti (Budaya, Hutan dan Laut), membangun kecintaan terhadap budaya generasi Moi.

Mengenai pengunjung, Torry Kalami mengatakan target panitia 1000-5000 orang pengunjung dengan prosentasi tamu lokal 50 persen, tamu luar Sorong/domestic 30 persen dan tamu Manca Negara 20 persen.

“Kami juga menganalisa pengunjung sesuai kebutuhan yakni Budaya 38 persen, Lingkungan 24 persen, ekonomi 19 persen, pendidikan atau riset 14 persen dan lain-lain 5 persen,”jelasnya.

Ketua Panitia Festival Egek Suku Moi, Torry Kalami.Foto: Oikonews/Yosep
Ketua Panitia Festival Egek Suku Moi, Torry Kalami.Foto: Oikonews/Yosep

Ditanyai lebih lanjut tentang persiapan, Torry Kalami menyebutkan bahwa persiapan-persiapan yang dilakukan antara lain; pembersihan dalam kampung, pembersihan lokal (area) pusat festival, pembuatan stan pameran, pembuatan panggung, pembuatan tenda untuk pejabat Negara.

Juga penyiapan fasilitas pendukung seperti; air bersih, MCK, bedah kamar (60 kamar), penerangan listrik , jaringan internet, dan fasilitas kesehatan.

Festival ini, kata dia, akan dilaksanakan di 5 kampung berdekatan yakni Malaumkarta (pusat), Suatolo,Suatut, Mibi dan Malagufuk.

“ Persiapan sudah mulai dilakukan di kampung-kampung ini. Akses jalan yang menghubungkan kelima kampung atau tempat-tempat festival juga disiapkan atau diperbaiki,”jelasnya.

Torry menambahkan, masyarakat di kampung-kampung juga mempersiapkan produk-produk kerajinan untuk dipamerkan atau ditampilkan pada kegiatan festival tersebut.

Pemuda dan Mahasiswa Moi membersihkan Lokasi Festival.Foto: Yosep
Pemuda dan Mahasiswa Moi membersihkan Lokasi Festival.Foto: Yosep

“ Masyarakat diminta untuk bikin kerajinan seperti noken, tikar, perahu, alat penikam tradisional. Karena sasaran dari kegiatan ini memberikan edukasi , jadi kegiatan melibatkan semua komponen masyarakat. Kita di sini tidak seperti festival umumnya bahwa hanya panitia yang melaksanakan, kita tidak seperti itu, kita semua bekerja mempersiapkan semuanya,”pungkas Torry Kalami Ketua Panitia Festival Egek I Suku Moi Papua Barat Daya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *