Pengembangan STIE Bukit Zaitun Sorong: Ada Konsep Kelas Meeting dan Kuliah Umum Pimpinan PT Freeport 

Sorong, PBD (OikoNews)- Dalam dunia perkuliahan, mahasiswa harus belajar untuk mandiri dan memiliki waktu yang fleksibel . Mahasiswa juga perlu belajar untuk bergaul dengan mahasiswa lain yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda.

Kegiatan studi mahasiswa dapat dilakukan dalam bentuk kuliah teori,praktikum, kerja lapangan atau gabungan dari ketiga bentuk ini. Kegiatan perkuliahan mahasiswa hampir sama di semua penguruan tinggi namun ada perguruan tinggi menerapkan konsep tersendiri dalam kegiatan akademik di kampusnya. Sebagaimana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bukit Zaitun Sorong melakukan berbagai langkah untuk memajukan perguruan tinggi tersebut.

Kampus STIE Bukit Zaitun Sorong

Dalam perbincangan dengan dengan awak media ini, Ketua STIE Bukit Zaitun Sorong, Johanna K.N. Kamesrar, SE menjelaskan terkait kegiatan akademik dan pengembangan kampus STIE ke depan. Dikatakan, proses perkuliahan tentu harus didukung dengan fasilitas, sarana gedung kampus yang memadai.

“Kampus STIE Bukit Zaitun mempunyai gedung yang memadai sehingga ke depan setiap program studi akan menempati gedung tersendiri dengan Administrasinya,sehingga dapat terkontrol dengan baik,”jelas Kamesrar saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (20/8).

Kemudian untuk kegiatan perkuliahan, katanya, mahasiswa dapat mengembangkan bakat -bakatnya dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Salah satunya konsep kelas meeting.

“Kelas meeting ini mahasiswa mengelompokkan diri saling berinteraksi, diskusi dan berdebat, saling berargumen sehingga ketika mereka keluar dari kampus ini mereka selain memiliki kemampuan akademik tetapi juga punya besik -besik tertentu untuk ditampilkan ditengah kehidupan mereka di masyarakat,”jelas Kamesrar.

Ketua STIE Bukit Zaitun Sorong Johanna Kamesrar dan Dosen Tetap DR. James Kastanye,SE.,M.Si

Menurutnya, selain memiliki fasilitas sarana gedung kampus yang sangat memadai, STIE Bukit Zaitun memiliki tenaga dosen yang mempunyai keahlian dan pengalaman yang sangat mumpuni . “Untuk tenaga pengajar kami punya dosen- dosen yang luar biasa. Mereka punya keahlian masing-masing dan sangat berpengalaman,” ujarnya.

STIE Bukit Zaitun Sorong memiliki tenaga dosen tetap sebanyak 13 orang sudah mencapai 100 % pelaporan BKD-nya. “Sesuai penilaian LLDikti dari 75 kampus tiga kampus sudah dinyatakan lengkap  atau memenuhi syarat untuk penempatan dosen tetap, salah satu dari ketiga kampus itu adalah STIE Bukit Zaitun. Ini tentu memacu kami untuk terus bersemangat dalam bekerja mengembangkan perguruan tinggi ini,” ungkap Johanna Kamesrar.

Dikatakan STIE Bukit Zaitun Sorong memiliki program studi yang sudah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) Perguruan Tinggi Kemendikbud. Namun diakui, ada dua program studi yang stagnan dan sedang diusahakan untuk aktif kembali. Kalau semua program studi sudah terakreditasi maka kata dia, pihaknya merencanakan membuka jenjang strata dua (S2).

” Kemudian kedepan kami berencana membuka S2 dengan melakukan kerjasama dengan Universitas Negeri Papua (Unipa) Manokwari untuk tenaga pengajar atau dosen yang akan mengajar untuk S2,”beber Johanna Kamesrar.

Disinggung mengenai hubungan kerjasama dengan pihak lain, Kamesrar mengakui bahwa STIE Bukit Zaitun sudah melakukan beberapa kerja sama dengan pihak terkait lainnya. Diantaranya kerja sama dengan ECO Resort Raja Ampat ,DEEP (Democrazy and Electoral Empowermen Partnhership) yaitu sebuah lembaga pemantau pemilu dimana Korwil Papua Barat Daya adalah Dr James Kastanye,SE.M.Si.

Kemudian kata Kamesrar, pihaknya juga telah membangun kerjasama dengan PT Freeport Indonesia dimana dalam waktu dekat pimpinan Freeport Indonesia di Jakarta akan hadir di kampus STIE Bukit Zaitun Sorong untuk memberikan kuliah umum bagi mahasiswanya.

“Ini semua tentu kami lakukan demi memajukan perguruan tinggi ini kedepan,”pungkasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *