Pemkab Sorong Salurkan DBH Migas 10 Persen,Mosso Singgung Otsus

Berita389 Dilihat

Sorong (OikoNews)- Pemerintah Kabupaten Sorong Papua Barat Daya menyalurkan 10 persen dana bagi hasil (DBH) Migas kepada masyarakat adat di wilayah Ring I.

Penyerahan simbolis DBH Migas 10 persen kepada
Penyerahan simbolis DBH Migas 10 persen kepada masyarakat pemilik adat Ring I Migas Kabupaten Sorong. (FOTO: Oikonews/Daeng)

Penyerahan secara simbolis Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada Masyarakat Adat Ring I oleh Penjabat Bupati Sorong Yan Piet Mosso bertempat di Aquarius Hotel Kabupaten Sorong, Senin (16/10).

Dalam arahannya Bupati Yan Piet Mosso berharap bantuan tunai itu dipergunakan atau dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh masyarakat demi menunjang kesejahteraan kehidupan mereka.

Karena kata Mosso, Pemerintah hanya ingin memastikaan masyarakat dapat menikmati bagian dari hasil alam di wilayahnya untuk peningkatan taraf hidup  masyarakat terutama yang tinggal di Ring I penghasil Migas.

“Hari ini dan ke depan, harus ada harapan baru, masa depan yang baru bagi masyarakat adat di ring 1 migas kabupaten Sorong,” ujar Mosso.

Pj Bupati Yan Piet Mosso juga menegaskan bahwa diluar 10 persen DBH Migas, dirinya sudah meminta kepada tim anggaran agar tahun 2024 OPD-OPD dilingkungan Pemkab Sorong untuk fokus bangun infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi rakyat.

Mengenai DBH Migas , Mosso menekankan agar dipergunakan dengan baik karena akan dimintai pertanggungjawabannya oleh negara.

Lebih lanjut Mosso juga menyatakan komitmen programnya yakni,  di tahun anggaran 2024  perbaikan atau renovasi kampung yang berada dipinggiran laut. Dimana kata Mosso telah diprogramkan peningkatan infrastruktur jalan ke kampung -kampung tersebut, pengadaan air bersih, pengadaan listrik, dan pinggiran pantai akan ditalut dengan jarak sekira 20- 50 meter dari batas pantai ke rumah hunian warga kampung. Juga akan dibangun rumah layak huni bagi warga yang rumahnya tidak layak lagi.

“Tahun ini kita sudah mulai, tahun depan saya sisir lagi yang belum. Saya hanya mulai saja, nanti pemimpin berikutnya baru lanjutkan atau bagaimana silahkan,” ungkap Mosso.

Pada kesempatan itu Mosso menegaskan  bahwa dana bagi hasil migas juga difokuskan untuk pembinaan, pemberdayaan masyarakat adat ke depan karena sudah diamanatkan oleh Undang -undang Otsus Papua.

Sementara Koordinator Ring I Kabupaten Sorong,  Semuku dalam laporannya menyatakan DBH Migas diberikan kepada masyarakat adat Ring I di enam distrik Kabupaten Sorong.

Semuku
Koordinator masyarakat adat Ring I, Sem Uku saat menyampaikan laporan

Karena itu, atas nama masyarakat adat Ring I kabupaten Sorong, Semuku menyampaikan terimakasih kepada Penjabat Bupati Sorong yang berkenan hadir menyerahkan secara simbolia Bantuan Langsung Tunai (BLT) dana bagi hasil migas .

“Masyarakat pemilik hak adat daerah ring 1 migas kabupaten Sorong yang menerima DBH Migas terdiri dari enam distrik yaitu  Aimas, Seget, Klamono, Mayamuk, Salawati Tengah dan Salawati Selatan,” jelasnya.

Mosso Singgung  Otsus Papua

Menyoal undang-undang Otsus Papua Penjabat Bupati Sorong Yan Piet Mosso katakan bahwa Otsus tidak jatuh dari langit tetapi ada orang Papua petarung hebat , ada pemikir-pemikir hebat yang telah berjuang untuk meyakinkan negara sehingga menghadirkan undang-undang Otsus. 

“Oleh karena itu apabila kita yang pakai garuda (pejabat negara,red) tidak melaksanakan undang – undang Otsus ini dengan baik kepada masyarakat , saya katakan kita gagal”.

Yan Piet Mosso,S.Sos.,MAP.
Yan Piet Mosso,S.Sos.,MM.,M.AP.

“Rakyat selalu bilang Otsus gagal. Jakarta gagal. Indonesia gagal.  Tapi menurut saya bukan kegagalan Jakarta , bukan kegagalan Indonesia tetapi oknum pejabat kita Papua sendiri yang gagal”.

“Negara sudah kasih kewenangan untuk mengelola daerah Papua ini , tetapi kita sendiri yang tidak kelola itu dengan baik. Makanya untuk pemimpin Papua yang akan datang baik di Papua Barat Daya dan Kabupaten Sorong; berhenti dengan gaya primodialisme model abc dan seterusnya, berhenti sudah”.

“Orang Moi harus bersatu, orang Papua harus bersatu. Kalau kita satu kita kuat, baru bisa membangun peradaban baru untuk merubah masa depan orang Papua .Merubah masa depan orang Moi”.

“Kalau masih pertahankan ego,masing – masing primodialismenya tinggi ; you siapa -saya siapa;  itu berhenti. Kita harus merendahkan diri, duduk bersama -sama sebagai anak Papua supaya kita melihat masa depan Papua agar orang Papua punya harga diri di dalam negara kesatuan republik Indonesia ini”.

“Sebenarnya kita juga bisa sepanjang kita diberikan ruang , kita juga bisa menjadi anak bangsa yang hebat. Otsus ini harus dijadikan jembatan emas untuk masa depan kita orang papua,”demikian Yan Piet Mosso Penjabat Bupati Sorong.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *