Sorong (OikoNews)-Menyikapi pemanasan global , Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya (Pemprov PBD) melalui Dinas Lingkungan Hidup , Kehutanan dan Pertanahan, Papua Barat Daya berkolaborasi dengan PT Gag Nikel melakukan kampanye lingkungan dan Aksi Mitigasi Perubahan Iklim (AMPI) dengan penanaman 1.000 anakan pohon di puncak Bukit Baru, Kelurahan Klakubik , Distrik Sorong, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Jumat 01 Desember 2023.
Sebanyak 1.000 anakan pohon yang ditanam berupa tanaman Kaliandri, Mahoni , Agatis/Damar.
Peserta AMPI penanaman 1.000 anakan pohon terdiri dari unsur Pemerintah, Kepolisian , TNI serta perusahaan Gag Nikel, mahasiswa, serta lembaga pemerhati lingkungan hidup.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertanahan Papua Barat Daya, Julian Kelly Kambu menjelaskan bahwa penamanan 1.000 pohon ini sebagai upaya pemerintah untuk melestarikan alam sekaligus sebagai mitigasi perubahan iklim.
Dengan aksi penanaman ini dapat menjaga kelestarian hutan, lingkungan dan alam sekitar sehingga bermanfaat bagi manusia.
“Bumi yang kita tinggal ini tidak hanya panas tetapi sudah mendidih. Itu data dan fakta yang terjadi hari ini. Temperatur hari ini 1,2 derajat celcius,sehingga seluruh dunia mengkampanyekan harus mempertahankan 1,5 derajat celcius .
Sekarang baru 1, 2 derajat celcius tetapi kita rasakan seperti es atau salju abadi. Ini satu-satunya kebanggaan di Asia Tenggara, es di Cartenz sudah mencair dan diprediksi tahun 2030 habis,” ungkap Julian Kelly Kambu di sela- sela kegiatan penanaman 1000 anakan pohon di Sorong, Jumat.
Kelly juga membeberkan bahwa tanggal 09 Desember ada konferensi seluruh negara di Dubai untuk membicarakan bagaimana mempertahankan temperatur bumi tetap dibawah 1,5 derajat celcius.
“Kampanye lingkungan ini disiarkan ke seluruh dunia bahwa Papua Barat Daya , Indonesia juga punya komitmen dan tanggung jawab menjaga bumi. Jadi, boleh saja membangun di mana- mana tapi hutan ini harus dijaga. Ada banyak jalan ke Roma, tetapi untuk air bersih, udara bersih hanya satu jalan yaitu tanam pohon,” kata Kadis Lingkungan Hidup Kehutanan dan Pertanahan Papua Barat Daya, Julian Kelly Kambu.
Para ilmuwan memprediksi suhu di Bumi kemungkinan akan menembus ambang batas 1,5 derajat Celcius untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Menurut para peneliti, ada kemungkinan sebesar 66% bahwa ambang batas 1,5C itu akan terlewati antara saat ini hingga 2027.
Peluang itu meningkat karena emisi dari aktivitas manusia, ditambah kemungkinan terjadinya El Niño pada akhir tahun ini.
Apabila ambang batas itu terlampaui, para ilmuwan menekankan bahwa ini kemungkinan hanya terjadi sementara, meski situasinya tetap mengkhawatirkan.
Ini berarti Bumi akan menjadi 1,5 derajat Celcius lebih hangat dibandingkan paruh kedua abad ke-19, sebelum emisi bahan bakar fosil dan industrialisasi meningkat.