Pengamat : Lambert Jitmau Musti Belajar Pengkaderan Pemimpin dari MR Kambu &  John Piet Wanane

Berita Politik544 Dilihat

Saya melihat ini amunisi baru bagi partai Golkar jika pak Septinus Lobat dimasukkan. Apalagi pak Septinus ini tokoh intelektual muda, tokoh Papua yang sangat potensial yang dimiliki di Sorong di Papua Barat Daya ini,” ______ Ortis Kambu

 

SORONG, PBD (OikoNews)- Pengamat Politik Papua Barat Daya, Ortizan Kambu angkat bicara terkait Penjabat (Pj) Wali Kota Sorong Septinus Lobat, SH., MPA yang disinyalir akan maju Pilkada Kota Sorong melalui Partai Golkar.

Hal itu berawal dari kehadiran Septinus Lobat pada ajang silaturahmi dan buka puasa bersama Ketua Umum Partai Golkar beserta jajaran kader Golkar dan kandidat bakal calon kepala daerah (Gubernur dan Bupati, Walikota) di kantor pusat partai Golkar, baru-baru ini.

Kehadiran Septinus Lobat pada momen silaturahmi dan buka puasa itu menjadi polemik oleh pengurus Golkar di tingkat Provinsi Papua Barat Daya dan Kota Sorong, pasalnya Septinus Lobat diundang resmi langsung oleh Ketum dan Sekjen DPP Partai Golkar.
Polemik keikutsertaan Pj Walikota Sorong pada momen itu disinyalir untuk nantinya ikut disurvei agar bisa mendapatkan rekomendasi (tiket) dari partai Golkar maju Pilkada Walikota Sorong. Hal ini kemudian menjadi ramai diberitakan media massa di Sorong Raya.

Menurut pengamat politik Orti Kambu, masuknya Septinus Lobat di Golkar musti dilihat sebagai amunisi baru untuk partai berlambang pohon beringin tersebut.

“Kalau saya melihat bahwa ini amunisi baru bagi partai Golkar jika pak Septinus Lobat dimasukkan. Apalagi pak Septinus ini tokoh intelektual muda, tokoh Papua yang sangat potensial yang dimiliki di Sorong di Papua Barat Daya ini,” kata Ortis Kambu kepada awak media di Sorong, Rabu (10/4).

Menurut dia, Sorong ini terjadi krisis kepemimpinan , bahwa memang tidak punya calon lagi. Anak-anak Papua yang hari ini mau maju sudah tidak ada, hanya pak Septinus Lobat. Artinya, sebut Ortis,  Sorong alami penurunan padahal banyak kepemimpinan lahir dari kota Sorong.

“Jadi munculnya pak Lobat saya pikir tidak usah dipermasalahkan, biarlah beliau maju dan saya minta supaya saudara Lambert Jitmau mantan Walikota Sorong belajarlah kepada pemimpin kita, tokoh-tokoh Maybrat, tokoh Papua Barat Daya yaitu Drs MR Kambu mantan walikota Jayapura, beliau meninggalkan legacy (warisan) yang baik sekali di Kota Jayapura, dengan mengkaderkan anak asli Jayapura dari Tobati yaitu Bapak Tomi Mano menjadi Walikota Jayapura dua periode. Hari ini Tomi Mano mencalonkan diri jadi Gubernur Papua, MR Kambu bangga karena ia telah menyiapkan satu pemimpin dari anak daerah situ , sukses,” beber Ortis Kambu.

Kemudian  mantan Bupati Sorong dua periode Dr.Jhon Piet Wanane, SH.,M.Si waktu itu sangat dekat sekali dengan Drs. Yosafat Kambu, M.Si tetapi tidak pernah menyuruh Yosafat Kambu calon Bupati Sorong, tetapi  Wanane rupahnya sudah mempersiapkan Dr Stevanus Malak, M.Si.

“Beliau mendorong Steve Malak jadi Bupati Sorong dua periode dan Steve Malak pun mengkaderkan anak-anak Moi seperti Jhon Kamuru termasuk pak Septinus Lobat yang sekarang Pj Wali Kota Sorong dan siap maju di Pilkada Kota Sorong. Mari kita belajar dari para generasi terdahulu supaya kita menjadi berkat bagi banyak orang. Orang Maybrat itu kan harus menjadi berkat, sebagaimana dikatakan oleh  Alm Bapak Pendeta Ruben Rumbiak yaitu dalam pesan Theofani bagi orang Maybrat. Mari kita jadi berkat bagi banyak orang,” imbuhnya.

Ortis katakan bahwa, kalau sekarang putera Moi sebagai Pj Walikota, ingin mencalonkan diri di pilkada Kota Sorong, yang salah dimana?

“Menurut saya kita siapkan  saja, nanti beliau dapat partai atau tidak, bertarung menang atau tidak itu hal nanti. Yang penting disini beliau diberikan kesempatan maju , untuk memimpin. Ini yang kita mau.  Berikan kesempatan lima tahun memimpin kan nanti rakyat yang mengamati , menilai dan seterusnya,” tandas dia.

Ortis menyebut Golkar  adalah partai besar bukan partai karena keluarga. Sehingga setelah bapak dikasih ke istri atau anak, bukan seperti itu.

“Ingat bahwa Sorong ini kota bersama yang diletakan dasarnya oleh Alm. J.A Jumame setelah itu siapa saja putra Papua bisa pimpin. Bisa dari putra Moi, putra Tambrauw,  putra Tehit  putra Inanwatan, putra Maybrat . Siapapun bisa bèrtarung di kota ini, yang penting didukung partai, kita tidak boleh menghalangi, apalagi melarang orang  untuk memimpin dan berkarya membangun negeri ini,”pungkas Ortis Kambu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *