Pengamat Politik: Pergantian Ketum, Rekomendasi Golkar untuk Calon Gubernur PBD akan Berpindah Tangan dari LJ kepada BS?

Sorong, PBD (OikoNews) – Pengamat politik Papua Barat Daya Ortisan Kambu mengatakan mundurnya Airlangga Hartarto dari Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar akan berdampak pula terhadap rekomendasi Partai Golkar kepada sejumlah bakal calon kepala daerah baik provinsi maupun kabupaten kota di  Indonesia termasuk Provinsi Papua Barat Daya (PBD).

“Mundurnya Airlangga Hartarto dari Ketum Golkar ini saya lihat sangat berpengaruh, sangat menggangu bukan hanya terhadap bakal calon gubernur DKI dan Jawa Barat tetapi ini akan berpengaruh juga terhadap keputusan calon gubernur di Papua Barat Daya tentang siapa yang nanti dapat rekomendasi. Terus- terang saya sebagai pengamat (politik), ketika orang mengatakan pak LJ nanti pakai perahu Golkar saya sampai hari ini tidak begitu yakin. Kenapa saya tidak yakin, karena saya orang yang dari awal sangat pesimis bahwa kemungkinan dukungan berupa rekomendasi Golkar tidak jatuh kepada pak Lamberthus Jitmau (LJ) tetapi akan jatuh ke tangan Bernard Sagrim (BS),” ungkap Ortis di Sorong, Senin (12/8).

Menurutnya, kemungkinan berpindah tangan rekomendasi Golkar dari tangan LJ kepada BS cukup beralasan. Alasan mendasar , ujar dia, BS adalah politisi Maybrat di Papua Barat Daya yang cukup berpengalaman dan sangat lihai dalam berpolitik.

“Dia (BS) tidak akan menyerah kalau rekomendasi jatuh di tangan secara sah dan meyakinkan. Saya ambil contoh kasus di kabupaten Maybrat ketika dia (BS) bertarung lawan Mikhael Kambuaya , dia bisa lihai dan masuk. Padahal awalnya dia tidak diperhitungkan. Saya lihat rekam jejaknya Beni Sagrim ini cukup licik dalam bermain politik,” katanya.

Kemudian lanjut Otis, kalau mau dilihat kandidat Ketum Golkar pengganti Airlangga, suara mengeras kepada Bahlil Lahadalia yang notabene adalah orangnya Jokowi.

“Alasan saya yang kedua bahwa kalau sampai Bahlil Lahadalia orangnya Jokowi yang jadi ketum Golkar maka ini peluang besar bagi Beni Sagrim untuk mendapatkan rekomendasi partai Golkar. Rekomendasi akan diambil dari LJ dan diberikan kepada Beni Sagrim kalau Bahlil Lahadalia yang jadi ketum. Kenapa? Karena sampai hari ini hubungan Beni Sagrim dengan Bahlil Lahadalia ini sangat dekat sekali. Bahlil ini banyak belajar dari Beni Sagrim ketika itu Beni Sagrim masih kepala badan keuangan provinsi Papua. Jadi hubungan mereka sudah terbangun sejak lama . Nah , kedekatan hubungan inilah yang ketika Bahlil terpilih jadi ketum Golkar maka sudah pasti rekomendasi partai Golkar akan jatuh ke tangan Beni Sagrim,” tandas Ortis.

Dikatakan, bahwa selama ini di tubuh Golkar Papua Barat Daya ada terbagi dua faksi. Faksi adalah kelompok dalam partai politik dengan memiliki kepentingan atau pemahaman yang berbeda dengan kelompok lainnya .

Di mana di tubuh Golkar Papua Barat Daya ada Faksi yang dimotori oleh Lambert Jitmau dan Faksi yang dimotori Bernard Sagrim. Nah, ketika Bahlil Lahadalia nantinya ketum Golkar maka faksi Beni Sagrim yang diuntungkan. Otomatis peta politik di internal partai Golkar akan berubah dan rekomendasi pun akan berubah atau berpindah tangan. Rekomendasi itu kan bukan kitab suci supaya tidak berubah. Rekomendasi itu kan keputusan politik saja yang setiap saat bisa berubah sebelum injury time,” tukasnya.

“Hari ini saya melihat matahari kembar ada bersinar dan saya yakin Beni Sagrim bisa masuk. Saya dari awal sudah memprediksi bahwa Beni Sagrim dengan Elisa Kambu yang akan saling berhadapan dalam pilkada gubernur Papua Barat Daya. Kalau LJ tidak berupaya mencari – meloby mendapatkan rekomendasi partai lain untuk mengantisipasi maka saya masih yakin dengan prediksi saya bahwa Beni Sagrim berhadapan dengan Elisa Kambu di Pilgub Papua Barat Daya,” ucap Ortis.

Antisipasi, LJ harus Cari Partai Lain

Pernyataan pengamat politik Papua Barat Daya Ortisan Kambu ini jangan dipandang negatif, tetapi setidaknya ini hal positif yakni sebagai masukan bagi kubu LJ untuk mengantisipasi kemungkinan akan terjadi demikian.

” Untuk pak LJ , ada pepatah bilang kalau menuju ketujuan tidak ada perahu besar perahu kecil juga tidak apa-apa yang penting kita selamat. Artinya bahwa pak LJ jangan terlalu berharap pada Golkar. Peta politik di Jakarta sudah berubah. Jadi kalau masih bisa ambil partai lain ya ambil saja. Ingat bahwa B1 KWK itu bukan sabda Tuhan, bukan kitab suci yang tidak bisa dirubah. Semua bisa dirubah. Karena saya melihat kemungkinan Rekomendasi Golkar jatuh kepada LJ itu berat sekali kalau Bahlil Lahadalia yang ketum Golkar,”pungkasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *