“Max Hehanusa itu dulu dia tolak Pemekaran Papua Barat Daya. Saya tau itu karena saya bagian dari tim yang memperjuangkan pemekaran Papua Barat Daya. Jadi sebaiknya dia stop bermanuver, lobi sana lobi sini untuk mau jadi ketua,”kata Pengamat
Sorong, PBD (OikoNews)-Di tubuh partai Golkar Provinsi Papua Barat Daya (PBD) hari-hari belakangan ini santer terjadi gesekan antara kadernya yang duduk di DPR Provinsi (DPRP) Papua Barat Daya untuk merebut kursi Ketua DPRP periode 2024-2029.
Sebagaimana diketahui pada pemilu legislatif Februari 2024, Partai Golkar Papua Barat Daya adalah peraih kursi terbanyak sehingga berhak untuk memegang palu Ketua DPRP-PBD.
Pasca Pelantikan DPRP-PBD periode 2024-2029, alat kelengkapan dewan (AKD) DPRP-PBD musti terbentuk yakni Pimpinan DPRP-PBD (Ketua dan wakil-wakil ketua), Komisi-komisi, Fraksi -fraksi dan lainnya. Hendri Andrew George Wairara dari partai Golkar terpilih sebagai Ketua DPRP- PBD sementara dan Lieke Sompie Makatuuk dari Partai Demokrat sebagai wakil ketua.
Partai Golkar sendiri sedang mempersiapkan kadernya menduduki kursi terhormat Ketua DPRP- PBD ini, dan yang berhak menentukan adalah Ketua Umum DPP Golkar di Jakarta. Sosok paling senter disuarakan oleh publik Papua Barat Daya adalah Drs.Yosefat Kambu, M.Si.,M.Th, kemudian menyusul Hendri Andrew George Wairara,SE dan Ortis Fernando Sagrim ST. Belakangan ini tersiar kabar Ir.Max Hehanusa ikut bermanuver mendapatkan jabatan Ketua DPRP- PBD tersebut.
Pengamat Politik dan Pembangunan Papua Barat Daya, Ortizan Kambu turut mengomentari memanasnya perebutan kursi ketua DPRP- PBD tersebut. Kepada awak media ini, Ortis Kambu menyatakan kursi ketua DPRP- PBD musti dipegang oleh orang asli Papua (OAP) sebagai implementasi penerapan undang-undang Otonomi Khusus (Otsus) Papua.
Karena itu, menurut dia, yang paling pas memperebutkan kursi tersebut adalah kader-kader Golkar orang asli Papua sedangkan orang non Papua sebaiknya tahan diri dan tahu diri.
“Jadi, nama-nama yang paling pas diusulkan kepada Ketua Umum Golkar di Jakarta untuk diangkat, adalah Yosefat Kambu, Hendri Wairara dan Ortis Sagrim. Kalau saudara Max Hehanusa sebaiknya tahan diri dan tau diri. Orang Papua sudah berbaik hati, memberikan tanah ini untuk tinggal cari hidup sampai bisa maju jadi DPR di tanah ini. Dan satu lagi, Max Hehanusa itu dulu kita perjuangkan provinsi Papua Barat Daya ini dia tolak. Saya tahu itu karena saya bagian dari tim yang memperjuangkan pemekaran Papua Barat Daya. Jadi sebaiknya dia stop bermanuver, lobi sana lobi sini untuk mau jadi ketua DPR Papua Barat Daya,”kata Ortis Kambu di Sorong, Rabu (22/1).

Dia mengatakan, pasca pilkada saat ini situasi Kamtibmas di Papua Barat Daya aman kondusif. Maka situasi yang aman kondusif ini harus dijaga baik.
“Jangan sampai keikutsertaan non Papua dalam perebutan kursi ketua DPRP-PBD akan memantik keributan di sana-sini sehingga membuat Kamtibmas di provinsi ini tidak aman,”kata Ortis mengingatkan.
Ortis Kambu mengingatkan hal ini karena pernah terjadi perebutan kursi Ketua DPR Provinsi Papua Barat di tubuh partai Demokrat antara orang asli Papua dan non Papua, dari Mateos Selano,ST., MT dan akhirnya diberikan kepada Pieters Konjol, SE.,MA yang menyebabkan aksi protes dan demonstrasi besar-besaran di Manokwari ibukota Provinsi Papua Barat.
“Sekali lagi saya ingatkan ini. Jangan sampai terjadi seperti perebutan ketua DPR Papua Barat waktu itu , dari Mateus Selano non Papua kemudian diberikan kepada Pieters Konjol orang asli Papua,” imbuhnya.
Lantas ditanya siapa yang paling layak menduduki kursi ketua DPRP-PBD, dengan sedikit nada diplomasi Ortis menyebut Yosefat Kambu, Hendrik Wairara, Ortis Sagrim. “Biarkan ketiga orang asli Papua ini mereka bersaing. Siapa yang terpilih ya nanti kita tunggu saja,”ujarnya.
Tetapi secara pribadi, menurut dia, Yosefat Kambu adalah sosok yang paling tepat. Karena kata dia, Yosefat Kambu adalah Presidium Pemekaran Provinsi Papua Barat Daya, tokoh yang dengan gigih selama 17 tahun berjuang untuk menghadirkan Provinsi PBD. Yosefat Kambu selain orang asli Papua, tetapi di partai Golkar peraih suara terbanyak pada pileg Februari lalu.
“Kalau kita lihat DPRP Golkar khususnya orang asli Papua Yosefat Kambu yang tertinggi perolehan suaranya pada pileg lalu. Dia suara lebih tinggi dari Hendrik Wairara dan Ortis Sagrim,” ucap Ortis.
Selain itu kata dia, mengikuti kondisi riil di Papua Barat Daya masyarakat justru santer mendukung Yosefat Kambu di mana-mana.
“Pasca pemilu legislatif, begitu mengetahui Yosefat Kambu memperoleh suara terbanyak, masyarakat Papua Barat Daya mulai menyuarakan agar dia jadi Ketua DPR Papua Barat Daya. Ada terjadi aksi damai beberapa kali mendukung, menyuarakan dia jadi ketua DPR,”tandas dia .
“Kemudian menurut saya, kita harus berikan penghargaan kepada orang-orang yang berjasa besar atas lahirnya provinsi ini. Ingat, sampai hari ini negara Indonesia memberikan penghormatan, penghargaan kepada Soekarno sebagai proklamator kemerdekaan bangsa Indonesia. Gubernur Papua Barat Alm Bapak Abraham Atururi ketika DPR Papua Barat terbentuk dia langsung ambil peran menunjuk dan mengangkat alm Jimmy Ijie sebagai ketua DPR Papua Barat sebagai bentuk penghargaan, penghormatan, apresiasi kepada Jimmy Ijie yang berjuang menghadirkan Provinsi Papua Barat ketika itu. Nah, kita harapkan khususnya partai Golkar juga melakukan hal serupa kepada Yosefat Kambu,” pungkasnya.(*)
Editor: Yosep Bifel