Pertamina Bor Sumur Eksplorasi Buah Merah di Sorong Dukung Target Nasional

Papua Barat Daya296 Dilihat

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas bumi (SKK Migas) dan Zona 14 Papua Field (PEP Papua) dari Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina melakukan pengeboran sumur eksplorasi Buah Merah (BMR)-001 di Distrik Klasafet, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya.

Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku, Subagyo dalam keterangan yang diterima di Sorong, Selasa, menjelaskan upaya ini merupakan bagian dari drilling campaign di wilayah timur Indonesia untuk mendukung target produksi nasional.

“Sumur BMR-001 memulai operasi pengeboran pada minggu ke-4 bulan April 2024 dengan target kedalaman dangkal dengan menggunakan land rig. Pengeboran ini dilakukan untuk membuktikan keberadaan cadangan migas,” kata dia.

Dia pun menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada para pemangku kepentingan di daerah dan masyarakat pemilik hak ulayat yang selalu mendukung aktivitas hulu migas.

“Sejak 15 September 2021, telah dilakukan proses pengadaan tanah dan upacara adat sumur ekplorasi BMR-001 bersama pemilik hak ulayat marga Idik,” jelas dia.

Pada proses itu, SKK Migas-KKKS Pertamina EP membutuhkan waktu tiga tahun lebih untuk memangun komunikasi dan koordinasi dengan PT Henrison Inti Persada (HIP), pemegang konsesi lahan kelapa sawit.

“Tentu tidak terlepas dari dukungan dan sinergi dengan Pemerintah Daerah Provinsi PBD dan Kabupaten Sorong bersama forkompinda,” ucapnya.

Menurut dia  SKK Migas terus mendorong program pengeboran sumur eksplorasi di kawasan timur Indonesia, karena potensi cadangan migas besar saat ini berada di kawasan tersebut.

Pengeboran sumur BMR-001 di Kepala Burung dalam rangka mengoptimalkan potensi migas di Papua Barat Daya dan sebagai upaya menemukan sumber cadangan migas untuk menambah produksi dan mendukung pemenuhan kebutuhan nasional.

“Kesiapan industri hulu migas untuk mendukung peningkatan cadangan migas nasional melalui pengeboran sumur eksplorasi yang lebih masif dan agresif di tahun ini. Target pengeboran sumur eksplorasi di wilayah Pamalu tahun 2024 sebanyak 8 sumur,” bebernya.

Subagyo juga mengingatkan agar dalam menjalankan persiapan dan penerapan strategi pelaksanaan kegiatan pengeboran sumur, senantiasa mengedepankan aspek kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan (K3L), agar operasional berjalan dengan lancar dan pengeboran sumur BMR-001 dapat membuahkan hasil yang baik.

“Sehinga dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan migas secara nasional serta mendukung pencapaian target produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030,” Kata Subagyo.

Vice President Exploration Regional Indonesia Timur Dedi Yusmen mengatakan pengeboran eksplorasi ini merupakan wujud komitmen Pertamina dalam meningkatkan cadangan dan upaya memenuhi kebutuhan migas yang semakin tinggi, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri di Papua Barat Daya, serta mendukung pencapaian target produksi migas nasional.

“Pertamina Regional Indonesia Timur akan terus menjalankan operasi migas yang selamat dan unggul sehingga dapat memberikan kontribusi secara signifikan dan berkelanjutan,” ujar Dedi.

Dedi berharap upaya pengeboran sumur eksplorasi BMR-1 merupakan bagian dari program kerja Pertamina untuk mencapai target perusahaan khususnya Pertamina Sub Holding Upstream Regional Indonesia Timur untuk  terus berupaya menemukan cadangan-cadangan migas baru.

Ia mengapresiasi dukungan yang diberikan para pemangku kepentingan. “Dengan dukungan penuh dari pemangku kepentingan, baik forkompimda maupun hak ulayat, aktivitas operasi perusahaan dalam mencari dan memproduksi migas berjalan lancar dan selamat, serta kebutuhan energi di Indonesia dapat terpenuhi,” ucap Dedi.

General Manager Zona 14 Zulfikar Akbar mengatakan meskipun operasi hulu migas Pertamina di wilayah ujung timur ini menghadapi tantangan yang tidak mudah karena lokasinya jauh dari infrastruktur, pendekatan dengan pemangku kepentingan dan keekonomian operasi, Pertamina tetap memberikan upaya terbaik untuk mendukung pencapaian produksi migas nasional.

“Kami juga berharap keberadaan kami menimbulkan multiplier effect yang dapat meningkatkan perekonomian lokal,” tutur Zulfikar.

Sebagai informasi tambahan, Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina merupakan pengelola hulu migas yang secara geografi tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua yang terdiri dari aset offshore dan onshore.

Wilayah kerja di bawah Regional Indonesia Timur yaitu Zona 11 (Alas Dara Kemuning, Cepu, WMO, Randugunting, Sukowati, Poleng, Tuban East Java), Zona 12 (Jambaran Tiung Biru, Banyu Urip), Zona 13 (Donggi Matindok, Senoro Toili, Makasar Strait), dan Zona 14 (Papua, Salawati, Kepala Burung, Babar Selaru, Semai).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *